Sunday, December 12, 2010

Hikmat dan Iman



Yusuf mempersiapkan 7 tahun masa kelaparan dari 7 tahun masa kelimpahan, sehingga saat seluruh dunia kekurangan makanan di mesir melimpah dengan makanan...

Gadis-gadis bijaksana mempersiapkan minyak cadangan di buli-buli sehingga saat pelita gadis-gadis yang bodoh mati karena kehabisan minyak mereka masih bisa bertahan karena semua sudah diperhitungkan dari sebelumnya...

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir..

Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya...
ayat ini tidak bicara  tentang 'waktuNya' Tuhan tetapi 'waktunya'...
ini berarti di setiap waktu/masa/musim dalam hidup kita, Tuhan menaruh keindahan didalamnya..
jadi jangan menanti keindahan itu, 
jangan berharap nanti ada waktuNya yang indah...
stop thinking about that!! 
keindahan itu ada dalam setiap masa di hidup kita...masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang..

Keindahan itu ada dalam setiap masa di hidup kita, tapi apakah kita menikmati keindahan itu atau tidak itu tergantung dari kita...
let's make it simple...
contoh..
Ada keindahan bagi orang yang suka makan duren disaat musim duren...
tapi jangan kita berharap bisa menikmati duren jika kita tidak menyiapkan uang untuk membelinya, atau jika kita mau menanam bibitnya saat ini dan menikmatinya buahnya beberapa tahun kemudian...

it's all about preparing, 
it's all about anticipation...
Jika kau ingin masa smpmu indah belajarlah dengan baik di masa sd..
jika ingin kuliah yang baik belajarlah dengan baik saat sma..
jika ingin pekerjaan yang baik maka kuliahlah yang baik...
jika ingin membangun keluarga yang baik bangunlah dirimu dengan baik...
Maka segala sesuatu akan indah pada waktunya/masanya..

Hikmat akan berkata kepadamu: persiapkanlah segala sesuatu...
dan iman akan berkata: percayalah segala sesuatu akan indah pada waktunya..
jangan jadi org beriman yg tidak berhikmat...

Live is simple it just not easy....



Wednesday, December 1, 2010

Problem solver or trouble maker


It's complicated!!!

Saat ini banyak yang berkata seperti itu,
mungkin sambil memegang kepala mereka yang seperti  mau pecah katanye..
(pecah gimana yah maksudnya..hehe).

Ada masalah dalam pekerjaan, 
ada masalah dalam hubungan,
belum lagi masalah dalam keluarga...

Ada yang sudah gagal dalam usahanya,
ada yang di pecat dari pekerjaan,

ada yang putus cinta padahal sudah menetapkan tanggal pernikahan,
bahkan ada yang tidak bisa lagi mempertahankan pernikahannya...

Banyak dan sangat banyak masalah, semakin lama bukan semakin berkurang tapi semakin rumit...
 
Apa yang harus ku lakukan?
Bagaimana mana menyelesaikannya?
Apa jalan keluarnya?
Siapa yang dapat membantu?

Semakin banyak pertanyaan yang muncul bergejolak dalam pikiran semakin pasti ujungnya adalah keputusasaan..

Jangan lari dari masalah...
yang harus dilakukan adalah BERTUMBUHLAH LEBIH BESAR DARI MASALAHMU!!!

Jika kita sama besar dengan masalah kita maka hidup kita akan bergelut dengan masalah,
kadang kita menang kadang kita kalah.

Jika kita lebih besar dari masalah kita maka kita akan menjadi pemecah2 masalah,
jika masalah lebih besar dari kita berarti kita sementara bermasalah,

Dimanapun kita berada kita tidak sanggup memecahkan masalah,
bagaimana bisa jadi pemecah masalah? bisa jadi kitalah sumber masalah itu..

Bertumbuhlah jauh lebih besar dari masalahmu... You Are The Problem Solver...

Sunday, November 14, 2010

Andai Waktu Kembali (Sebuah pelajaran berharga)

Dewi adalah sahabat saya, ia adalah seorang mahasiswi yang berotak cemerlang dan memiliki idealisme yang tinggi. Sejak masuk kampus, sikap dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik di bidang akademis maupun profesi yang akan digelutinya. ''Why not to be the best?,'' begitu ucapan yang kerap kali terdengar dari mulutnya, mengutip ucapan seorang mantan presiden Amerika.

Ketika Kampus, mengirim mahasiswa untuk studi Hukum Internasional di Universiteit Utrecht-Belanda, Dewi termasuk salah satunya.

Setelah menyelesaikan kuliahnya, Dewi mendapat pendamping hidup yang ''selevel''; sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi. tak lama berselang lahirlah Bayu, buah cinta mereka, anak pertamanya tersebut lahir ketika Dewi diangkat manjadi staf diplomat, bertepatan dengan suaminya meraih PhD. Maka lengkaplah sudah kebahagiaan mereka.

Ketika Bayu, berusia 6 bulan, kesibukan Dewi semakin menggila. Bak seekor burung garuda, nyaris tiap hari ia terbang dari satu kota ke kota lain, dan dari satu negara ke negara lain. Sebagai seorang sahabat setulusnya saya pernah bertanya padanya, "Tidakkah si Bayu masih terlalu kecil untuk ditinggal-tinggal oleh ibundanya ?" Dengan sigap Dewi menjawab, "Oh, saya sudah mengantisipasi segala sesuatunya dengan sempurna". "Everything is OK !, Don’t worry Everything is under control kok !" begitulah selalu ucapannya, penuh percaya diri.

Ucapannya itu memang betul-betul ia buktikan. Perawatan anaknya, ditangani secara profesional oleh baby sitter termahal. Dewi tinggal mengontrol jadwal Bayu lewat telepon. Pada akhirnya Bayu tumbuh menjadi anak yang tampak lincah, cerdas mandiri dan mudah mengerti.

Kakek-neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu semata wayang itu, tentang betapa hebatnya ibu-bapaknya. Tentang gelar Phd. dan nama besar, tentang naik pesawat terbang, dan uang yang berlimpah. "Contohlah ayah-bundamu Bayu, kalau Bayu besar nanti jadilah seperti Bunda". Begitu selalu nenek Bayu, berpesan di akhir dongeng menjelang tidurnya.

Ketika Bayu berusia 5 tahun, neneknya menyampaikan kepada Dewi kalau Bayu minta seorang adik untuk bisa menjadi teman bermainnya dirumah apa bila ia merasa kesepian.

Terkejut dengan permintaan tak terduga itu, Dewi dan suaminya kembali meminta pengertian anaknya. Kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Bayu. Lagi-lagi bocah kecil inipun mau ''memahami'' orangtuanya.

Dengan Bangga Dewi mengatakan bahwa kamu memang anak hebat, buktinya, kata Dewi, kamu tak lagi merengek minta adik. Bayu, tampaknya mewarisi karakter ibunya yang bukan perengek dan sangat mandiri. Meski kedua orangtuanya kerap pulang larut, ia jarang sekali ngambek. Bahkan, tutur Dewi pada saya , Bayu selalu menyambut kedatangannya dengan penuh ceria. Maka, Dewi sering memanggilnya malaikat kecilku. Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtuanya super sibuk, namun Bayu tetap tumbuh dengan penuh cinta dari orang tuanya. Diam-diam, saya jadi sangat iri pada keluarga ini.

Suatu hari, menjelang Dewi berangkat ke kantor, entah mengapa Bayu menolak dimandikan oleh baby sitternya. Bayu ingin pagi ini dimandikan oleh Bundanya," Bunda aku ingin mandi sama bunda...please...please bunda", pinta Bayu dengan mengiba-iba penuh harap.

Karuan saja Dewi, yang detik demi detik waktunya sangat diperhitungkan merasa gusar dengan permintaan anaknya. Ia dengan tegas menolak permintaan Bayu, sambil tetap gesit berdandan dan mempersiapkan keperluan kantornya. Suaminya pun turut membujuk Bayu agar mau mandi dengan baby sitternya. Lagi-lagi, Bayu dengan penuh pengertian mau menurutinya, meski wajahnya cemberut.

Peristiwa ini terus berulang sampai hampir sepekan. "Bunda, mandikan aku !" Ayo dong bunda mandikan aku sekali ini saja...?" kian lama suara Bayu semakin penuh tekanan. Tapi toh, Dewi dan suaminya berpikir, mungkin itu karena Bayu sedang dalam masa pra-sekolah, jadinya agak lebih minta perhatian. Setelah dibujuk-bujuk, akhirnya Bayu bisa ditinggal juga dan mandi bersama Mbanya.

Sampai suatu sore, Dewi dikejutkan oleh telpon dari sang baby sitter, "Bu, hari ini Bayu panas tinggi dan kejang-kejang. Sekarang sedang di periksa di Ruang Emergency".

Dewi, ketika diberi tahu soal Bayu, sedang meresmikan kantor barunya di Medan. Setelah tiba di Jakarta, Dewi langsung ngebut ke UGD. Tapi sayang... terlambat sudah...Tuhan sudah punya rencana lain. Bayu, si malaikat kecil, keburu dipanggil pulang oleh Tuhannya.. Terlihat Dewi mengalami shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah untuk memandikan putranya, setelah bebarapa hari lalu Bayu mulai menuntut ia untuk memandikannya, Dewi pernah berjanji pada anaknya untuk suatu saat memandikannya sendiri jika ia tidak sedang ada urusan yang sangat penting. Dan siang itu, janji Dewi akhirnya terpenuhi juga, meskipun setelah tubuh si kecil terbujur kaku.

Ditengah para tetangga yang sedang melayat, terdengar suara Dewi dengan nada yang bergetar berkata "Ini Bunda Nak...., Hari ini Bunda mandikan Bayu ya...sayang....! akhirnya Bunda penuhi juga janji Bunda ya Nak.." . Lalu segera saja satu demi satu orang-orang yang melayat dan berada di dekatnya tersebut berusaha untuk menyingkir dari sampingnya, sambil tak kuasa untuk menahan tangis mereka.

Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, para pengiring jenazah masih berdiri mematung di sisi pusara sang Malaikat Kecil. . Berkali-kali Dewi, sahabatku yang tegar itu, berkata kepada rekan-rekan disekitanya, "Inikan sudah takdir, ya kan..!" Sama saja, aku di sebelahnya ataupun di seberang lautan, kalau sudah saatnya di panggil, ya dia pergi juga, iya kan?". Saya yang saat itu tepat berada di sampingnya diam saja. Seolah-olah Dewi tak merasa berduka dengan kepergian anaknya dan sepertinya ia juga tidak perlu hiburan dari orang lain.

Sementara di sebelah kanannya, Suaminya berdiri mematung seperti tak bernyawa. Wajahnya pucat pasi dengan bibir bergetar tak kuasa menahan air mata yang mulai meleleh membasahi pipinya.

Sambil menatap pusara anaknya, terdengar lagi suara Dewi berujar, "Inilah konsekuensi sebuah pilihan!" lanjut Dewi, tetap mencoba untuk tegar dan kuat.

Angin senja meniupkan aroma bunga kamboja yang menusuk hidung hingga ke tulang sumsum. Tak lama setelah itu tanpa di duga-duga tiba-tiba saja Dewi jatuh berlutut, lalu membantingkan dirinya ke tanah tepat diatas pusara anaknya sambil berteriak-teriak histeris. "Bayu maafkan Bunda ya sayaang..!!, ampuni bundamu ya nak...? serunya berulang-ulang sambil membenturkan kepalanya ketanah, dan segera terdengar tangis yang meledak-ledak dengan penuh berurai air mata membanjiri tanah pusara putra tercintanya yang kini telah pergi untuk selama-lamanya.

Sepanjang persahabatan kami, rasanya baru kali ini saya menyaksikan Dewi menangis dengan histeris seperti ini.

Lalu terdengar lagi Dewi berteriak-teriak histeris "Bangunlah Bayu sayaaangku....Bangun Bayu cintaku, ayo bangun nak.....?!?" pintanya berulang-ulang, "Bunda mau mandikan kamu sayang.... Tolong Beri kesempatan Bunda sekali saja Nak.... Sekali ini saja, Bayu.. anakku...?" Dewi merintih mengiba-iba sambil kembali membenturkan kepalanya berkali-kali ke tanah lalu ia peluki dan ciumi pusara anaknya bak orang yang sudah hilang ingatan. Air matanya mengalir semakin deras membanjiri tanah merah yang menaungi jasad Bayu.

Senja semakin senyap, aroma bunga kamboja semakin tercium kuat manusuk hidung membuat seluruh bulu kuduk kami berdiri menyaksikan peristiwa yang menyayat hati ini...tapi apa hendak di kata, nasi sudah menjadi bubur, sesal kemudian tak berguna. Bayu tidak pernah mengetahui bagaimana rasanya dimandikan oleh orang tuanya karena mereka merasa bahwa banyak hal yang jauh lebih penting dari pada hanya sekedar memandikan seorang anak.

Semoga kisah ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua para orang tua yang sering merasa hebat dan penting dengan segala kesibukannya.

 
Semoga Bayu mendapat tempat terbaik di sisinya dan keluarganya mendapat ketabahan hati menghadapi cobaan tersebut :)


RIP
BAYU
:Rose: 



(email from friend)

Friday, November 5, 2010

Yang Terlewatkan...

Waktu itu adalah saat dimana aku berada di persimpangan, untuk memilih jalan bagi cintaku. Ada dua jalan yang terbuka dihadapanku. Dua jalan ini begitu menarik perhatian, dengan keindahannya masing-masing yang berbeda satu dengan lainnya. 

Bingung....bingung ku memikirnya. Oh, seandainya keduanya bisa kujalani bersama-sama. Tapi tidak mungkin. Aku harus memilih, aku harus memutuskan mana yang harus ku jalani.

Waktu cepat berlalu, hari berganti bulan..Aku telah memilih untuk melangkah di jalan yang ku pandang baik. Bukan...dua2nya baik menurutku, yang ku pandang terbaik itulah yang ku jalani.

Keindahan demi keindahan di awal jalan ini mempesonaku, semua yang kulihat indah sungguh mempesona. Yakin ku akan pilihanku, benar sungguh benar, ini adalah pilihan yang tepat. 

Sekilas masih terlihat persimpangan itu, tapi kebimbangan ku telah lenyap. Aku telah pergi meninggalkannya.

Sampai saat ketemukan arah jalan yang ku pilih mulai tidak menentu, jalan ini mulai menyayat kakiku, menghabiskan semua tenagaku, langkah ku pun semakin berat. 

Dimana keindahan yang kulihat di awal jalan ini?
Dimana pesona yang membuatku nyaman?
Mengapa mataku hanya bisa melihat kegelapan dihadapanku?
Mengapa hilang semua itu?

Ternyata jalan ini buntu, 
Ternyata keindahannya semu,
Ternyata banyak kerikil tajam yang tersembunyi dibalik indahnya rerumputan,
Ternyata ku salah memilih.

Dengan kekuatan yang tersisa ku berbalik arah, bergegas kembali ke pesimpangan itu. Persimpangan itu terlihat jauh sekali, ternyata ku telah jauh melangkah meninggalkannya.

Aku harus kembali, aku harus berbalik dari jalan ini. Melangkah dan terus melangkah, sakit sayatan kerikil tajam mengiringi ku. Tapi semakin dekatnya persimpangan itu dari penglihatanku membuat ada kekuatan untuk ku terus melangkah.

Semakin dekat dan semakin dekat, tak sabar, aku pun berlari dengan sekuat tenaga. Dan sampai juga ku di persimpangan, akhirnya aku keluar dari jalan yang mengerikan itu, meski tak terhitung luka yang menyakitiku, kekuatan seakan tiada lagi.

Tapi ku tersenyum saat memandang jalan yang telah ku abaikan, seakan dia juga tersenyum kepada ku dan memberiku kekuatan baru... oh sungguh indah saat ku memandangnya, ada ketenangan dan kedamaian, semua yang baik darinya dula tak terlihat karena terhalangi oleh jalan yang ternyata mengerikan itu.

Aku berdiri lagi di persimpangan itu, seperti waktu itu. Tapi kali ini tidak mau lagi aku melihat ke jalan yang mengerikan itu. Mataku tertuju kepada jalan yang pernah ku abaikan, kakiku melangkah menghampirinya dengan senyum, kedamaian dan ketenangan yang kurasakan saat memandangnya.
Tapi.....
Kenapa? 
Kenapa sekarang ada gerbang terkunci yang menutup jalan itu?
Aku yakin dulu tidak ada sesuatupun yang menghalanginya....

Aku tersentak...

Persimpangan itu berbicara kepada ku...
'Kau tidak boleh masuk ke jalan itu!'

Kenapa? Aku bertanya...
Dia menjawab..
'Karena saat kau masuk kejalan yang kau pilih pertama, beberapa saat setelahnya ada orang lain yang datang dan meminta untuk diberikan kesempatan masuk ke jalan yang kau abaikan, dia beroleh kesempatan itu'
'Pergilah ke tempat lain dan temukan jalan yang baru untukmu'

Ku terdiam...sejenak hening dalam penyesalanku..
Dan dengan menarik nafas yang dalam ku katakan kepada persimpangan itu...
'Aku akan tetap disini..........menunggu sampai orang itu keluar dan jalan ini terbuka lagi untuk ku, meski tak tau sampai kapan.'
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................

Persimpangan itu adalah Tuhan ku yang memberikanku kesempatan dan kehendak bebas untuk memilih jalanku.

Monday, October 25, 2010

Think About Life and Love

Sungguh berat pelajaran hidup jika yang mengajar adalah kehidupan itu sendiri.
Untuk mengerti terkadang harus menyepi, sendiri disudut keramaian kota dengan perih hati yang tersakiti.

Ya, inilah pelajaran hidup itu: kebahagian adalah semu, jika yang dikejar adalah kepuasan diri.
Ukuran kebahagian harusnya bukan kepuasan diri karena tidak ada ujung dari kepuasan itu.

Yang ada hanyalah perasaan seolah telah berhasil meraih sesuatu namun kemudian kecewa karena kehilangan sesuatu,
Mengejar lagi dan mendapatkan lagi, mendapatkan lagi dan kehilangan lagi.

Intinya adalah bersyukur, bersyukur dan sekali lagi bersyukurlah. Karena sekeras apapun usaha dan perjuangan
tetaplah berserah pada kehendakNya yang membuat hati tenang.

Bersyukurlah untuk hidup,karena hidup jauh lebih penting dari harta benda.
Bersukurlah untuk cinta, karena cinta jauh lebih penting dari pada segala pencapaian dalam hidup.

Sejauh apapun pencapaianmu jika kehilangan cinta maka semua akan terasa sia- sia,
Jangan juga karena cinta semua impian terlupakan,

Harusnya mimpi dan cita diraih bersama cinta,
karena cintalah yang memberi kekuatan untuk tetap maju dan tetap teguh bertahan
saat ada begitu banyak rintangan yang menghalangi.

Ya, kehilangan cinta bagaikan kehilangan hidup.
Berjalan tapi tak maju, berlari tapi langkah terhenti.

Jangan katakan engkau menghargai sesuatu sebelum kau kehilangan sesuatu,
Mungkin dengan kehilangan orang yang kita cintai membuat kita mengerti apa cinta itu.

Cinta itu harus dihargai, harganya mahal,
karena cinta, Yesus rela mati bagi umat manusia agar maunusia mengerti apa itu cinta.

Cinta jangan dipermainkan, karena orang lain bisa hancur saat kau permainkan cintanya.
Dan kau mungkin akan tertawa, ha ha ha..

tapi ingatlah siapa yang main api akan terbakar, ada hukum tabur tuai dibumi ini.
Apa yang kau tabur itu yang kau tuai,

taburlah kebaikan, taburlah ketulusan, maka akan kau tuai cinta kasih yang tulus dari orang lain,
taburlah kemunafikan, maka nanti tak ada lagi orang yang bisa kau percayai di bumi ini.

Orang yang hidup sederhana dengan ketulusan cinta ternyata jauh lebih bahagia
dari pada mereka yang berpikir dunialah sumber kebahagiaan itu.

Life is simple, it's just not easy.

Sunday, October 10, 2010

Malam ini kembali ku terjaga dari tidurku, ku raih blackberryku sekedar ingin melihat jam berapakah sekarang? Oh God, ini pukul 1 dini hari, baru kurang lebih 1 jam ku terlelap.

Mencoba ku kembali menutup mataku, mencoba ku hilangkan dia dari pikiranku, mencoba ku dan mencoba ku tapi percuma, pikiranku telah bekecamuk liar tak terhenti.

Oh God.. Kenapa?
Kenapa dia yang aku cintai?
Kenapa dia yang menyakiti hatiku?
Kenapa cinta ini bisa membunuhku dengan perlahan?

Semua terasa bodoh, bahkan lebih dari manusia bodoh..
Adakah yang mau tetap mencintai meski tau akan tersakiti?
Adakah yang akan tetap menanti meski tiada janji yang pasti?
Apa yang ku cari Tuhan?

Memikirkan dia,saat dia sementara bersama org lain yang dia cintai..
Akhh..apa cinta itu bagi dia?
Saat bersamaku dia juga mencintaiku..
seakan juga ingin melakukan segalanya untukku..

Tapi hatiku ini tulus mencintainya, saat ku memilih untuk mencintainya..
Tapi cinta ini tak mungkin terbagi, saat ku katakan dialah satu-satunya..
Mungkin ku salah memilih mencintainya,
Mungkin ku salah menetapkan hati..

Oh God.. Bukankah ku selalu bertanya padaMu sebelum ku melangkah?
Mengapa ada keegoisan yang seperti dia?
Menerima semua kehangatan cinta yg ditawarkan kepadanya..

Mengapa dia bisa melakukan semua ini?
Bisa dengan manis memberi cinta dan perhatian..tapi bisa juga dengan terang2an menyakiti..
Bisa dengan lembut menyentuh hati ini..dan bisa menghancurkannya dengan seketika..

Ya..dia bisa..karena dia berbisa..jika tidak, tak mungkin aku bisa menjadi selemah ini..

Oh God.. Lepaskanku dari kenyataan ini,
Kembalikan kekuatanku yang lenyap seketika saat bersamanya...
Ku iklaskan semuanya Tuhan..biarlah tulus cinta yang ku beri tersia-siakan..
Biarlah semua jadi pelajaran agar ku bisa tetap maju berjalan dan menemukan yang sejati..

Karena cinta ini semu..

Saturday, October 9, 2010

Speak Lord, for Your Servant Listens

Hari ini Tuhan terasa sangat jauh, ku panggil Dia tapi tak kudengar suaraNya..
Tak seperti biasa, lembut suaranya yang selalu ada dihatiku perlahan kurasakan menjauh dan semakin menjauh pergi..

Oh God...jangan tinggalkan ku lagi. Air mataku tak tertahan, jatuh diantara lututku yang bertelut. Ku tau Engkau tak jauh dan tak akan pernah menjauh, itu janjiMu. Beribu kalipun ku jatuh Kau kan selalu ada bersamaku.
Tapi mengapa?

Kembali ku mencoba menghampiriNya dalam hening pagi saat matahari belum bersinar, mataku lelah, badanku letih, belum juga ku nikmati tidur semenitpun.
Tak bisa tidur....... ini penyakit yang selalu kumat saat pikiranku lagi tak menentu..
tak apalah, paling aku bisa merenung sepanjang malam ini..

Tapi hatiku kosong, ada yang salah....bukan... ada yang kurang..
kedamaian yang menyejukan hatiku pergi entah kemana,
terganti dengan keangkuhan diriku,
terganti dengan cinta yang semu,
terganti dengan harapan yang sia sia...

Oh God...
Hati ini sakit, cuma Kau yang paling mengerti saat air mataku jatuh tak terhenti...
jangan diam disaat ku bimbang, jangan palingkan wajahMu saat ku rindu memandangMu..

Benarkah jalan yang ku pilih?
jika tidak, hentikanlah langkahku sebelum ku lebih jauh melangkah..
jika iya, jangan biarkan hatiku terus tersakiti...

Mengapa Kau biarkan ini semua terjadi?
Dulu Kau s'lalu berkata padaku : 'jangan hukum dirimu sendiri, Aku mengampunimu, Akupun tidak akan menghukummu, jalanilah hidupmu dan jangan buat kesalahan yang sama lagi..'
Tapi sekarang,..aku jatuh dikesalahan yang sama.. hukum aku Tuhan, hukum aku, hukum aku...
jangan Kau tinggalkan ku, jangan pergi dariku, BICARALAH......please God...

Mengapa Kau diam?

Ingin rasanya ada diatas gunung tertinggi dan TERIAKK......
Speak Lord, for Your Servant Listens.

Monday, October 4, 2010

Jangan Tunggu Esok

Segalanya berawal ketika saya masih berumur 6 th.



Ketika saya sedang bermain di halaman rumah saya di California, saya bertemu seorang anak laki-laki. Dia seperti anak laki-laki lainnya yang menggoda saya dan kemudian saya mengejarnya dan memukulnya. Setelah pertemuan pertama dimana saya memukulnya, kami selalu bertemu dan saling memukul satu sama lain di batas pagar itu.Tapi itu tidaklah lama. Kami selalu bertemu di pagar itu dan kami selalu bersama. Saya menceritakan semua rahasia saya.



Dia sangat pendiam... dia hanya mendengarkan apa yang saya katakan. Saya menganggap dia enak diajak bicara dan saya dapat berbicara kepadanya tentang apa saja.Di sekolah, kami memiliki teman-teman yang berbeda tapi ketika kami pulang kerumah, kami selalu berbicara tentang apa yang terjadi di sekolah.



Suatu hari,saya bercerita kepadanya tentang anak laki-laki yang saya sukai tetapi telah menyakiti hati saya.... Dia menghibur saya dan mengatakan segalanya akan beres. Dia memberikan kata-kata yang mendukung dan membantu saya untuk melupakannya. Saya sangat bahagia dan menganggapnya sebagai teman sejati. Tetapi saya tahu bahwa sesungguhnya ada yang lainnya dari dirinya yang saya suka.



Saya memikirkannya malam itu dan memutuskan kalau itu adalah rasa persahabatan. Selama SMA dan semasa kelulusan, kami selalu bersama dan tentu saja saya berpikir bahwa ini adalah persahabatan. Tetapi jauh di lubuk hati, saya tahu bahwa ada sesuatu yang lain.Pada malam kelulusan, meskipun kami memiliki pasangan sendiri-sendiri, sesungguhnya saya menginginkan bahwa sayalah yang menjadi pasangannya.



Malam itu, setelah semua orang pulang, saya pergi ke rumahnya untuk mengatakannya. Malam itu adalah kesempatan terbesar yang saya miliki tapi saya hanya duduk di sana dan memandangi bintang bersamanya dan bercakap-cakap tentang cita-cita kami. Saya melihat ke matanya dan mendengarkan ia bercerita tentang impiannya. Bagaimana dia ingin menikah dan sebagainya. Dia bercerita bagaimana dia ingin menjadi orang kaya dan sukses. Yang dapat saya lakukan hanya menceritakan impian saya dan duduk dekat dengan dia.



Saya pulang ke rumah dengan terluka karena saya tidak mengatakan perasaan saya yang sebenarnya. Saya sangat ingin mengatakan bahwa saya sangat mencintainya tapi saya takut. Saya membiarkan perasaan itu pergi dan berkata kepada diri saya sendiri bahwa suatu hari saya akan mengatakan kepadanya mengenai perasaan saya.



Selama di universitas, saya ingin mengatakan kepadanya tetapi dia selalu bersama-sama dengan seseorang. Setelah lulus, dia mendapatkan pekerjaan di New York. Saya sangat gembira untuknya, tapi pada saat yang sama saya sangat bersedih menyaksikan kepergiannya. Saya sedih karena saya menyadari ia pergi untuk pekerjaan besarnya. Jadi... saya menyimpan perasaan saya untuk diri saya sendiri dan melihatnya pergi dengan pesawat.



Saya menangis ketika saya memeluknya karena saya merasa seperti ini adalah saat terakhir. Saya pulang ke rumah malam itu dan menangis.Saya merasa terluka karena saya tidak mengatakan apa yang ada di hati saya.



Saya memperoleh pekerjaan sebagai sekretaris dan akhirnya menjadi seorang analis komputer. Saya sangat bangga dengan prestasi saya. Suatu hari saya menerima undangan pernikahan. Undangan itu darinya. Saya bahagia dan sedih pada saat yang bersamaan. Sekarang saya tahu kalau saya tak akan pernah bersamanya dan kami hanya bisa menjadi teman.



Saya pergi ke pesta pernikahan itu bulan berikutnya. Itu adalah sebuah peristiwa besar. Saya bertemu dengan pengantin wanita dan tentu saja juga dengannya. Sekali lagi saya merasa jatuh cinta. Tapi saya bertahan agar tidak mengacaukan apa yang seharusnya menjadi hari paling bahagia bagi mereka. Saya mencoba bersenang-senang malam itu, tapi sangat menyakitkan hati melihat dia begitu bahagia dan saya mencoba untuk bahagia menutupi air mata kesedihan yang ada di hati saya.



Saya meninggalkan New York merasa bahwa saya telah melakukan hal yang tepat. Sebelum saya berangkat... tiba-tiba dia muncul dan mengucapkan salam perpisahan dan mengatakan betapa ia sangat bahagia bertemu dengan saya.



Saya pulang ke rumah dan mencoba melupakan semua yang terjadi di New York. Kehidupan saya harus terus berjalan. Tahun-tahun berlalu... kami saling menulis surat dan bercerita mengenai segala hal yang terjadi dan bagaimana dia merindukan untuk berbicara dengan saya.



Pada suatu ketika, dia tak pernah lagi membalas surat saya. Saya sangat kuatir mengapa dia tidak membalas surat saya meskipun saya telah menulis 6 surat kepadanya.. Ketika semuanya seolah tiada harapan, tiba-tiba saya menerima sebuah catatan kecil yang mengatakan: "Temui saya di pagar dimana kita biasa bercakap-cakap".



Saya pergi ke sana dan melihatnya di sana. Saya sangat bahagia melihatnya tetapi dia sedang patah hati dan bersedih. Kami berpelukan sampai kami kesulitan untuk bernafas.Kemudian ia menceritakan kepada saya tentang perceraian dan mengapa dia tidak pernah menulis surat kepada saya. Dia menangis sampai dia tak dapat menangis lagi...



Akhirnya kami kembali ke rumah dan bercerita dan tertawa tentang apa yang telah saya lakukan mengisi waktu. Akan tetapi, saya tetap tidak dapat mengatakan kepadanya bagaimana perasaan saya yang sesungguhnya kepadanya.



Hari-hari berikutnya... dia gembira dan melupakan semua masalah dan perceraiannya. Saya jatuh cinta lagi kepadanya. Ketika tiba saatnya dia kembali ke New York, saya menemuinya dan menangis. Saya benci melihatnya harus pergi. Dia berjanji untuk menemui saya setiap kali dia mendapat libur. Saya tak dapat menunggu saat dia datang sehingga saya dapat bersamanya. Kami selalu bergembira ketika sedang bersama.



Suatu hari dia tidak muncul sebagaimana yang telah dijanjikan. Saya berpikir bahwa mungkin dia sibuk. Hari berganti bulan dan saya melupakannya.



Suatu hari saya mendapat sebuah telepon dari New York. Pengacara mengatakan bahwa ia telah meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil dalam perjalanan ke airport. Hati saya hancur. Saya sangat terkejut akan kejadian ini . Sekarang saya tahu... mengapa ia tidak muncul hari itu. Saya menangis semalaman. Air mata kesedihan dan kepedihan. Bertanya-tanya mengapa hal ini bisa terjadi terhadap seseorang yang begitu baik seperti dia?



Saya mengumpulkan barang-barang saya dan pergi ke New York untuk pembacaan surat wasiatnya. Tentu saja semuanya diberikan kepada keluarganya dan mantan istrinya. Akhirnya saya dapat bertemu dengan mantan istrinya lagi setelah terakhir kali saya bertemu pada pesta pernikahan. Dia menceritakan bagaimana mantan suaminya. Tapi suaminya selalu tampak tidak bahagia. Apapun yang dia kerjakan... tidak bisa membuat suaminya bahagia seperti saat pesta pernikahan mereka. Ketika surat wasiat dibacakan, satu-satunya yang diberikan kepada saya adalah sebuah diary.



Itu adalah diary kehidupannya. Saya menangis karena itu diberikan kepada saya. Saya tak dapat berpikir... Mengapa ini diberikan kepada saya? Saya mengambilnya dan terbang kembali ke California.



Ketika saya di pesawat, saya teringat saat-saat indah yang kami miliki bersama.Saya mulai membaca diary itu. Diary dimulai ketika hari pertama kami berjumpa. Saya terus membaca sampai saya mulai menangis. Diary itu bercerita bahwa dia jatuh cinta kepada saya di hari ketika saya patah hati. Tapi dia takut untuk mengatakannya kepada saya. Itulah sebabnya mengapa dia begitu diam dan mendengarkan segala perkataan saya. Diary itu menceritakan bagaimana dia ingin mengatakannya kepada saya berkali-kali, tetapi takut. Diary itu bercerita ketika dia ke New York dan jatuh cinta dengan yang lain. Bagaimana dia begitu bahagia ketika bertemu dan berdansa dengan saya di hari pernikahannya. Dia berkata bahwa ia membayangkan bahwa itu adalah pernikahan kami.



Bagaimana dia selalu tidak bahagia sampai akhirnya harus menceraikan istrinya. Saat-saat terindah dalam kehidupannya adalah ketika membaca huruf demi huruf yang saya tulis kepadanya. Akhirnya diary itu berakhir dengan tulisan, "Hari ini saya akan mengatakan kepadanya kalau saya mencintainya."



Itu adalah hari dimana dia mengalami kecelakaan. Hari dimana pada akhirnya saya akan mengetahui apa yang sesungguhnya ada dalam hatinya...



Jika engkau mencintai seseorang, "JANGAN TUNGGU ESOK HARI UNTUK MENGATAKAN KEPADANYA.." karena esok hari itu... mungkin takkan pernah ada..

(email from friend)

Thursday, September 23, 2010

Antara Cinta dan Teman Sejati

Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur, ketika kita menangis, ketika kita membayangkan, ketika kita berciuman?
Ini karena hal terindah di dunia itu TIDAK TERLIHAT.

Kita semua agak aneh... dan hidup sendiri juga agak aneh...
Dan ketika kita menemukan seseorang yang keunikannya SEJALAN dengan kita.
Kita bergabung dengannya dan jatuh ke dalam suatu keanehan serupa yang dinamakan CINTA.

Ada hal - hal yang tidak ingin kita lepaskan...
Orang - orang yang tidak ingin kita tinggalkan...
Tapi ingatlah... melepaskan BUKAN akhir dari dunia, melainkan awal suatu kehidupan baru.

Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis, mereka yang tersakiti, mereka yang
  telah mencari,dan mereka yang telah mencoba.
  Karena MEREKALAH yang bisa menghargai betapa pentingnya orang yang telah
  menyentuh kehidupan mereka.

  CINTA yang AGUNG adalah...
  Adalah ketika kamu menitikkan air mata karena tersakiti dan MASIH peduli
  terhadapnya..
  Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIH menunggunya
  dengan setia.
  Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu MASIH bisa tersenyum sambil
  berkata 'Aku turut berbahagia untukmu'

  Apabila cinta tidak berhasil... BEBASKAN dirimu...
  Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya dan terbang ke alam bebas LAGI...
  Ingatlah...bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya...
  Tapi, ketika cinta itu mati... kamu TIDAK perlu mati bersamanya...

  Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu menang, MELAINKAN mereka yang tetap
  tegar ketika mereka jatuh.

  Entah bagaimana dalam perjalanan kehidupan, kamu belajar tentang dirimu sendiri
  dan menyadari bahwa penyesalan tidak seharusnya ada.
  HANYALAH penghargaan abadi atas pilihan - pilihan kehidupan yang telah kau buat.

  TEMAN SEJATI...
Mengerti ketika kamu berkata 'Aku lupa'
Menunggu selamanya ketika kamu berkata 'Tunggu sebentar'
Tetap tinggal ketika kamu berkata 'Tinggalkan aku sendiri'
Membuka pintu meski kamu BELUM mengetuk dan berkata 'Bolehkah saya masuk?'
MENCINTAI...
BUKANlah bagaimana kamu melupakan, melainkan bagaimana kamu memaafkan.
MEMAAFKAN...
BUKANlah bagaimana kamu mendengarkan, melainkan bagaimana kamu mengerti.
MENGERTI...
BUKANlah apa yang kamu lihat, melainkan apa yang kamu rasakan.
Lebih berbahaya mencucurkan air mata dalam hati, dibandingkan menangis tersedu – sedu.
Air mata yang keluar dapat dihapus, sementara air mata yang tersembunyi menggoreskan luka yang tidak akan pernah hilang.

Dalam urusan cinta, kita SANGAT JARANG menang.
Tapi ketika CINTA itu TULUS, meskipun kalah, kamu TETAP MENANG hanya karena kamu berbahagia dapat mencintai seseorang LEBIH dari kamu mencintai dirimu sendiri.

Akan tiba saatnya dimana kamu harus berhenti mencintai seseorang. BUKAN karena orang itu berhenti mencintai kita MELAINKAN karena kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya.

Apabila kamu benar - benar mencintai seseorang, jangan lepaskan dia.
Jangan percaya bahwa melepaskan SELALU berarti kamu benar - benar mencintai MELAINKAN... BERJUANGLAH demi cintamu.
Itulah CINTA SEJATI 
Lebih baik menunggu orang yang kamu inginkan DARIPADA berjalan bersama orang 'yang tersedia'.
Lebih baik menunggu orang yang kamu cintai DARIPADA orang yang berada di sekelilingmu.
Lebih baik menunggu orang yang tepat kerena hidup ini terlalu singkat untuk dibuang dengan hanya dengan 'seseorang'.

Kadang kala, orang yang kamu cintai adalah orang yang PALING menyakiti hatimu dan kadang kala, teman yang membawamu ke dalam pelukannya dan menangis bersamamu adalah cinta yang tidak kamu sadari......

(Written By Other)

Tuesday, June 15, 2010

Dukung doa buat Jacqlien Celosse

Jacqlien Celosse: "Saya Akan Setia Sampai Garis Akhir"


Sore di perumahan Puri Metropolitan Cipondoh, Tangerang. Sesuai janji Bahana bertandang ke rumah Jacqlien Celosse, menemui ibu muda yang lekat dengan gaya funky dan penyuka musik bergenre pop rock itu.

Kalau lagi nyanyi, rambut panjangnya yang pirang tergerai menyibak-nyibak. Kakinya dibalut sepatu hak tinggi lincah menghentak. Sesekali melompat. Pun saat hamil tujuh bulan di tahun 2004. Sama saja. Jacqlien tetaplah Jacqlien. Lepas, ekspresif, semangat, dan powerful dalam memuji Tuhan.

Penyakit Langka
Rumah yang didominasi warna putih tampak bersih dan tertata rapi. Tangga menuju lantai II masih dililit daun cemara dan lampu Natal yang kerlap kerlip. Gordyn orange berpadu dengan hiasan meja yang juga berwarna orange.

Setahun ini Jacqlien didera sakit berat dan tergolong langka. Kabarnya di Indonesia hanya ada tiga orang. Juni 2008 menjalani opname selama dua minggu di Surabaya. Diagnosa penyakit bernama kikuchi fujinomoto. Penyakit yang didiagnosa melalui biopsi dengan manifestasi klinis berupa pembesaran limfa leher. Muncul benjolan di leher akibat kelenjar getah bening, sehingga ia menjadi demam, sakit kepala dan tenggorokan serta flu.

Keprihatinan tidak hanya di kalangan teman pemuji, tapi juga sampai ke jemaat Tuhan di luar negeri. Lebih lagi bagi yang pernah mengundangnya bernyanyi. Beberapa sahabat artis rohani menggelar Charity Night di Jakarta baginya.

Jacqlien tersenyum ramah menyambut Bahana. Dari awal mengenalnya ia memang friendly. Wajahnya masih tampak pucat dan terlihat kurus. “Ini sudah lumayan, Mbak,” ungkap istri Pdt. David Novendus, ibu dari Karen Serouna (12) dan Keith David (4). Malam sebelumnya ia demam tinggi. Lehernya terasa sakit kalau bergerak. Setahun ini hal itu sering terjadi, sekadar tiba-tiba demam atau kambuh berat. Di leher kanan ada benjolan yang amat keras itu. “Kadang menonjol keluar,” tambah, kelahiran Manado, 11 Maret 1973 itu.

Kondisinya turun-naik. Tak terhitung berapa kali ia berurusan dengan dokter. Lelah benar. Medis tidak mudah menemukannya. “Penyakitmu misterius, aneh. Dokter Indonesia, dokter Singapura, dan dokter China belum bisa kasih jalan keluar. Dokter terbatas. Berdoa saja ya.” kata Jacqlien menirukan pernyataan salah satu dokter.

Pertengahan September tahun lalu, Jacqlien mendadak tidak bisa berjalan. Kaki kanan kaku, sulit digerakkan. Dada sakit. Tangan dan bahu kiri kaku. Nafas pun sesak. Jacqlien perlu orang lain untuk memapahnya berjalan. Setelah itu ia juga mengalami lost short term memory berulangkali. “Ketemu orang yang sangat saya kenal, kami salaman terus dia tanya kabar saya. Eh, ditanya kabar, saya bisa bingung mencerna maksudnya. Saya nggak bisa jawab. Biar nggak tersinggung, saya bilang maaf habis sakit,” kenang pemilik 10 album rohani.

Usaha untuk sembuh secara medis ditempuh sampai di Rumah Sakit di Guang Zhou, Cina. Menjalani pemeriksaan yang melelahkan dan mendebarkan selama tiga minggu. Hasil pemeriksaan simpang siur. Jacqlien mengalami autoimmune yang menyerang lewat pembuluh darah, polyarteritisnodosa yang mengena pada paru-paru, inflamasi cronic di belakang hidung dan sistem saraf. Namun beberapa pertimbangan biopsi pembuluh darah tidak dilakukan.

Autoimmune ternyata juga menekan saraf pusat yang sempat membuat Jacqlien mengalami halusinasi. “Saya dengar suara perempuan yang sangat menakutkan. Suara itu mengejar saya menyuruh saya berlari keluar dari kamar mandi. Padahal saat itu saya berpakaian seadanya. Syukurlah David melihat saya. Dia kaget bukan main. Dia peluk saya dan membawa masuk kembali. Karena sedikit lagi jalan besar, bahaya sekali.”

Tindakan Tak Bijak
Sepulang dari China mental Jacqlien drop. Depresi berat. Sakit, lelah, dan segala perasaan tak nyaman campur aduk. Halusinasi kembali terjadi. Ia ketakutan, mendengar suara aneh yang menakutkan. Takut kala membuka mata tak ada orang lain di sampingnya. “Secara rohani mungkin itu serangan kuasa gelap. Selama 10 hari penuh selalu ada yang menemani saya terutama mami dengan menaikkan pujian penyembahan.”

Ketika dalam masa berat seperti ini, Jacqlien menghadapi berbagai tindakan tidak bijak. Orang-orang menghakiminya, di antaranya pendeta. “Ada yang datang ke rumah bilang kalau sakit saya ini karena dosa dan kutukan karena dosa keluarga. Dengan sangat keras dia berkata ’ bertobat, ayo ngaku ...’. Ada juga yang sampai hati telepon ke mami. Tidak tega lihat mami jadi kepikiran padahal dia juga sudah capai bantu urus saya dan urus anak-anak saat saya harus jalani perawatan ini-itu.” Syukurlah, lebih banyak orang yang memberi dukungan daripada yang menghakimi.

Jacqlien lelah. Tak hanya raganya jiwanya pun lungkrah. Penat tak terperi. Saat kambuh Jacqlien tak mampu melakukan hal-hal kecil. Pernah ia tak mampu berdiri saat membantu mengikat tali sepatu Keith. Kaki lemas seperti tak ada kekuatan, perlu bantuan David atau mami untuk menggendongnya. Atau malah kakinya kaku sulit ditekuk, hingga, maaf ia harus buang air kecil dengan berdiri. “Saya tak akan lari dari proses Tuhan. Ini pengalaman hidup yang sangat berarti. Saya tidak akan komplain. Kami pasti kuat karena kami percaya Tuhan tetap ada untuk kami...” David mendampinginya dengan penuh kasih dan kesabaran. Mereka saling menguatkan. “Ekin, kita akan mengakhiri pertandingan iman dengan baik,” kata David suatu kali.

Kondisi seperti itu kadang membaik namun bisa dengan tiba- tiba kambuh lagi. “Saat sakit menyerang, tubuh ini seperti ditusuk-tusuk pisau. Saya cuma bisa nangis di hadapan Tuhan.” Hatinya menjerit, kesembuhan belum juga datang. Ia merasa tak mampu menanggungnya. Belum lagi bicara biaya pengobatan yang selangit merupakan persoalan tersendiri.

Pernah satu kali saat kesehatan Jacqlien drop, kedua anaknya sakit. Dalam keadaan lemah tubuh, ia mengurus anaknya yang juga harus dirawat di rumah sakit. Belum lama anaknya pulang perawatan, menyusul ibunya terserang stroke. “Menghadapi itu semua saya hanya bisa berdoa, Tuhan tolong saya, tolong saya. Doa saya lebih banyak dengan air mata daripada kata-kata. Puji Tuhan, mami cepet pulih.”

Tetap Teguh
Wanita yang bersama suaminya menggembalakan gereja The Rock Church itu tetap teguh dan percaya. Tuhan itu baik. Ia masih melihat tangan Tuhan di setiap kesulitan yang dihadapi. Beberapa lagu terlahir dari beban beratnya, penderitaannya. Seperti ketika berada dalam pesawat yang membawanya terbang pulang dari China atau ketika ia harus berada di kamar berhari-hari menahan rasa sakit. Oh, Jacqlien pun menyanyi dengan suara lembut, “Tuhan inilah hidupku. Segenap hati menyenangkan- Mu. Pakai sesuai rencana-Mu. Jadikan aku bejana indah-Mu. Tuhan inilah janjiku, melayani-Mu seumur hidupku. Sampai di garis akhirku, Kau dapati aku setia...,” Jacqlien terdiam, menyeka matanya yang basah.

Bila kondisi kesehatan baik, Jacqlien menikmati kesibukan ibu rumah tangga. Mengurus Karen dan Keith. Menemani mereka belajar, menyiapkan urusan sekolah. “Hari ini saya cuci dua bed covers,” katanya tersenyum. Penyuka makanan pedas ini memang tak bisa diam. Sewaktu sehat, sepulang pelayanan, jam berapa pun ia sempatkan beres-beres rumah. Beberapa kali bahkan ia mengecat sendiri rumah mereka. Rajin olahraga dan sangat menjaga makanan.

Sungguh Jacqlien telah berjanji akan memuji Tuhan seumur hidupnya. “Saya sangat mempercayai-Nya. Tuhan Yesus mendengar semua doa saya. Apa pun jawaban-Nya itu pasti yang terbaik. Saya harus tetap kuat dan bersyukur. Saya sangat berterima kasih untuk keluarga, sahabat, hamba Tuhan dan para dokter yang telah mendukung saya dalam pergumulan ini,” katanya.

Ia menambahkan, kalau Tuhan mau menyembuhkan, one touch semua penyakit bisa sembuh. Semua dapat dilakukan oleh-Nya. Tapi Jacqlien tak mau tujuannya pada kesembuhan. Ia menghargai kedaulatan Tuhan. Kalau tidak sembuh? Give up? “Tubuh boleh lemah atau hancur, namun saya akan setia sampai garis akhir... ”kata pemilik album All Of Me dengan new hits single Mujizat Pasti Terjadi.
Ya, Jacqlien, suara kehidupanmu begitu indah terdengar....

Sumber: Bahana, Maret 2009

Sunday, February 28, 2010

Siapakah Tuhanmu?

Hidupmu adalah milikmu......
Berkatmu adalah hakmu......
Waktumu untuk kesenanganmu....
Pelayananmu untuk kepuasanmu.....


Tuhanmu adalah DIRIMU!!!!

Siapakah YESUS ?
Dia adalah Penyelamatmu  
Dia adalah Penyembuhmu
Dia adalah Sahabatmu
Dia adalah TUHAN


Tapi.............
Apakah Dia TUHANMU???

Jika Dia Tuhanmu maka Dia adalah Pemilik hidupmu, Penguasa tertinggi dalam hidupmu...
Jika Dia Tuhanmu maka engkau adalah hambaNya yg harus melayaniNya.....
Jika Dia Tuhanmu maka engkau tidak memiliki hak apapun dalam hidupmu......
Jika Dia Tuhanmu maka engkau akan berkata:

  • Hidupku untuk TUHANKU (Aku akan hidup sebaik-baiknya,aku akan menjadi yang terbaik di duniaku)
  • Berkatku milik TUHANKU (Aku akan bertanggung jawab dalam mengelolah berkatku, aku tidak akan egois memakai berkatku untuk kesenanganku)
  • Waktuku untuk TUHANKU (Aku akan mempergunakan waktuku dengan baik, untuk mengenal Tuhanku dan semakin bertumbuh dalamNya)
  • Kewajibanku untuk melayani TUHANKU (Aku tidak akan bersungut-sungut dalam melayaniNya, aku tidak akan berusaha untuk menjadi yang terbaik dipandangan manusia, tapi segala yang kulakukan adalah untuk kesenangan dan kepuasan TUHANKU).